Pena Ananda Club, Keluarga-8 dan Gerakan Literasi Sekolah

Pena Ananda Club dalam gerakannya akan memfokuskan diri mendorong tumbuh kembang perpustakaan yang dikelola di lembaga atau komunitas nonformal-informal dan keluarga, atau singkatnya perpustakaan masyarakat dan perpustakaan keluarga. Namun bukan berarti mengabaikan untuk ambil bagian dalam erakan literasi yang melibatkan lembaga formal, seperti sekolah dan lembaga-lembaga pemerintah. Kefokusan ini tak lebih karena potensi dan sumber daya Pena Ananda Club yang sangat terbatas.
Pesta Baca dan Kreasi Anak Pegunungan yang menyertakan pelajar seputar desa Picisan (Minggu, 12/12/2016) merupakan wujud sinergi Pena Ananda Club, Keluarga-8 dan Gerakan Literasi Sekolah. (Foto: Siwi Sang)
Karena itulah, sinergi menjadi kunci vital dalam gerakan literasi Pena Ananda Club. Banyak sekali potensi yang terdapat diluar, bertebaran diantara para mitra, baik lembaga maupun personal. Ibarat puzzle, Pena Ananda Club harus teguh untuk menata satu demi satu sehingga gerakan sporadis ini membentuk peta gerakan yang utuh, setidaknya bagi Tulungagung. Itu sangat tidak mudah, seperti ditegaskan Bunda Zakyzahra, karena ego sektroral yang masih melekat kuat di beberapa lembaga dan personal.

Fokus berikutnya cukup pada lembaga atau personal yang bersedia menjalin sinergitas. Sebagaimana pegiat Kelas Inspirasi Tulungagung #3 yang kemudian membentuk komunitas Keluarga 8 atau K-8 yang memiliki tujuan melanjutkan semangat berbagi untuk anak-anak negeri, khususnya di wilayah Tulungagung. Salah satu gerakan yang mereka jalankan adalah BEBUKUAN, yaitu mengumpulkan buku dari para donasi, dan kemudian menyumbangkannya ke sekolah-sekolah Kelas Inspirasi Tulungagung, terutama yang belum memiliki perpustakaan sekolah.
Buka Bersama Anak Yatim yang diselenggarakan Keluarga-8 (Minggu, 26/6/2017), menghidupkan semangat literasi, belajar, bercita-cita dengan semangat Ramadlon, mepakan wujud sinergi Pena Ananda Club, Keluarga-8 dan Gerakan Literasi Sekolah. (Foto: koleksi Keluarga-8)
Apakah ada sekolah di Tulungagung yang belum punya perpustakaan?

"Ada, terutama sekolah-sekolah pinggiran yang siswa tidak sampai 100 anak," demikian Endrita Agung Wicaksono, koodinator K-8 menyampaikan ke Arif dan para guru SDN Kalibatur 5, kemarin (Senin, 27/3) saat menjalankan program BEBUKUAN di sana.

"Belum ada data yang dapat kita akses, sekolah mana saja yang belum memiliki perpustakaan dan apa penyebab utamanya, selain para pegiat harus terjun langsung ke sekolah atau masyarakat sebagaimana yang dilaksanakan para relawan Kelas Inspirasi," tukas bunda saat bincang senja di salah satu kedai Cemara Sewu yang berjarak sekitar 350 meter dari SDN Kalibatur 5.

Sinergi K-8 dengan Pena Ananda Club telah dilakukan sejak berdirinya K-8. Keluarga-8 sendiri sejak berdirinya telah melakukan 7 kegiatan dan 5 diantaranya di sekolah Kelas Inspirasi, sedang 2 diantaranya sinergi dengan Pena Ananda Club, yaitu dalam kegiatan Buka Bersama Anak Yatim (yang diselenggarakan Keluarga -8) di bulan Ramadlan 2016, dan Pesta Baca dan Kreasi Anak Pegunungan di Desa Picisan (yang dilaksanakan Pena Ananda Club) pada bulan Desember 2016.

Budaya literasi di sekolah maupun masyarakat harus dihidupkan. Kegiatan-kegiatannya pun sudah seharusnya saling bersabut dan bersinergi dengan harapan menguatnya semangat dan budaya literasi, budaya belajar pada anak-anak kita. Begitulah sinergi Pena Ananda Club dengan Keluarga-8 dalam berkontribusi dalam Gerakan Literasi Sekolah, walau kecil semoga bermanfaat dan menginspirasi.

Salam literasi.


Share on Google Plus

About Tjut Zakiyah Anshari

Saat kelas 5 SD (1981) 2 cerpen saya untuk pertama kali dimuat di sebuah majalah. Tahun 2007 saya mendapati anak-anak saya menyimpan sejumlah draft cerita saat usia mereka sama. Fakta itu menguatkan passion saya untuk menulis bersama anak-anak dan mendirikan Sanggar Kepenulisan PENA ANANDA CLUB. Saat ini semakin fokus bukan hanya menulis bersama anak, tetapi juga untuk anak.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.