JIMUS LITERACY CAMP.
Gambar: Kelompok Ibu sedang menyanyikan lagu Indonesia Raya
dalam Acara Pembukaan Event Jimus Literacy Camp 2018.
Baru pertama kali bepergian ke luar kota dengan visi tertentu. Sebuah bayangan yang berusaha kuimajinasikan lebih dari sekedar di mimpi. JIMUS ? Pikirku itu adalah sebuah komunitas atau nama sebuah acara. Dan ternyata JIMUS adalah nama sebuah desa. Desa yang begitu kental dengan suguhan panorama ladang padi hijau yang terhampar luas. Aliran air di parit dengan riaknya mengalir jernih. Sebuah desa dengan view jalan kecil yang agak menanjak dan cabangnya beranak pinak. Tata letak desa yang memang telah terkonsep di fikiranku. Potensi yang melimpah ruah dengan surganya air.
Dan ini merupakan perjalanan yang sangat
mengesankan. Dimana kali pertama mengikuti event dengan serangkaian kegiatan
yang luar biasa menarik. Event literasi camp 2018 merupakan suatu event yang
baru dan diadakan oleh Revolt ID. Di event ini mengenalkan kepada masyarakat
JIMUS khususnya tentang literasi. Dengan menghadirkan tokoh-tokoh luar biasa.
Seperti Kang Maman, Bunda Cut, Kak Yessy, Kak Maya, dan masih banyak tokoh lainnya.
Event ini juga merupakan ajang untuk
bertemu para volunter yang berasal dari seluruh kota di Indonesia. Dan ini
merupakan kesempatan untuk bersilaturahmi dengan para volunteer. Dan kami
perwakilan Tulungagung dari tim Pena Ananda Club turut serta mengerahkan
volunteer sebanyak 8 anggota. Tim ini dipersiapkan dengan baik agar tim ini
bisa turut membantu mensukseskan acara tersebut.
Tema yang diberikanpun menarik dan salah
satu workshop yang saya ikuti adalah kelas bedah buku oleh Kang Maman. Luar
biasa dan sangat menarik. Dalam sebuah buku yang berjudul Rey. Dan aku suka
setiap kali workshop tema yang dibahas sangat menarik. Banyak pelajaran hidup
yang bisa kuambil salah satunya jangan pernah menilai seorang dengan hanya
sekali melihat. Tapi coba cari tahu dan bertemanlah dengannya dulu. Karena yang
terlihat buruk belum tentuk buruk.
Setelah workshop dari kang Maman kita
beralih ke workshop Bunda Cut. Dimana di kelas Bunda membahas tentang menulis
dongeng. Cuaca hujan juga menyebabkan beberapa peserta terjebak di masjid dan
tidak bisa hadir. Namun Bunda masih sangat semangat untuk mengadakan kelasnya.
Disana kami diajari membuat cerita yang dimulai dari what, how, dan but. Itulah
alur untuk membentuk sebuah dongeng.
Setelah itu karena cuaca sudah membaik
akhirnya kami pulang untuk beristirahat di home stay. Sembari mencicil property yang akan kami
pakai untuk parade dongeng. Selain itu ini juga momen untuk berbagi dengan
teman-teman tentang workshop yang mereka ikuti. Jam 12.30 barulah kita semua
istirahat.
0 comments:
Posting Komentar