Harus Bagaimana Aku Mencerna
Emansipasi Hari Ini?
Oleh: Helin K.W.
reprointernet
Tiada awan di langit yang tetap selamanya.
Tiada mungkin akan terus menerus terang cuaca.
Sehabis malam gelap gulita lahir pagi membawa keindahan.
Kehidupan manusia serupa alam
Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, pemandangannya
sudah diperluas, tidak akan sanggup lagi hidup di dalam dunia nenek moyangnya. (liputan6.com)
Begitulah salah satu potongan surat R.A. Kartini. Seorang wanita
pemecah stigma wanita tidak selevel dengan laki-laki. Penemu jalur baru menuju tujuan
emansipasi.
Ada hal yang selalu diingat, tatkala menonton kembali film
tentang beliau yang dibintangi oleh Dian Sastro. Kartini, digambarkan sebagai seorang
wanita yang berpikiran luas. Meski orang-orang menutup pandangannya, tetapi bukan
berarti membutakannya. Melalui celah-celah
yang terbuka, dunia terbentang luas menunjukkan keilmuan baru yang meninggikan
derajatnya. Wanita, tidak hanya dihargai
dari kecantikan, kelembutan, kesopanan, serta kemolekannya, lebih dari itu
wanita juga ingin dihargai atas pemikirannya.
Bukan untuk dianggap unggul atas laki-laki, tetapi hanya
ingin dihargai keberadaannya. Bukan dengan uang pula kata menghargai selalu
dihubungkan, tapi juga dengan perkataan dan tingkah perbuatan tanpa maksud
merendahkan.
Kami, wanita, mampu berdiri sendiri, tanpa merasa perlu
ditopang ataupun disangga. Ini juga bukan pembuktian atas keunggulan, tetapi
bukti bahwa kami juga kuat seperti laki-laki pada umumnya dan khususnya. Kami mandiri, tanpa embel-embel kecentilan
yang sering dinobatkan pada kami. Kadang terlintas dipikiran, kenapa ada saja
istilah berlebihan yang disematkan pada kami. Bukannya kami merasa dikuatkan
dengan berjibunnya istilah yang dimunculkan, tetapi kami malah merasa
dilemahkan. Memang laki-laki juga tidak bisa kecentilan? Ataupun sen kanan
belok kiri?
Kita hidup berdampingan, bahkan jumlah kami melebihi
kuantitas lainnya (manusia). Kami pun sadar bahwa kami juga membutuhkan
laki-laki untuk berbagi dalam hidup. Apabila dihilangkan salah satu, kami pun
tahu tidak akan tercipta keseimbangan. Maka dari itu, mari saling bergandengan
tangan, bukan untuk maksiat, jadi jangan ajak kami kesana, kami pun juga tak
mengajak kesana. Namun, mari melangkah bersama untuk merubah dunia yang sudah
semrawut kembali ini.
Begitu pula untuk wanita. Jangan merasa kalian rendah,
bahkan jangan bersikap rendah. Sadarilah, kalian sama dengan yang lainnya. Kalian
pun punya potensi yang sama, potensi yang beragam tersebar di berbagai bidang. Hentikan
hanya posting gaya cantik, kalau tujuannya hanya untuk menarik hati lelaki di
luar sana. Tambahkan tips dan trik agar postingan kalian lebih berguna dari
segi informasi. Mau berlagak jadi motivator pun sah-sah saja, setiap orang
hidup dengan pengalaman yang berbeda. Baiknya memang saling memberi solusi agar
tidak terjebak dalam pengalaman yang sama. Hidup ini tidak sama setiap harinya,
jadi jangan berpikir dengan hal-hal seperti kemarin.
Aku, wanita, ingin merajut kembali robeknya jahitan panjang
emansipasi ini.
0 comments:
Posting Komentar