Membangun Jiwa Literasi di Jimus

Pembukaan acara Jimus Literacy Camp 2018 pada hari Jumat, tanggal 14 Desember 2018 bertempat di Desa Jimus, Klaten, Jawa Tengah, membuat para penduduk serta volunteer dan peserta lain menunjukkan rasa antusias terhadap acara ini. Banyak pula narasumber yang diundang dalam
acara Jimus Literacy Camp 2018 ini, seperti Anton Kurnia, Maya Lestari, Maman Suherman, Tjut Zakiyah Anshari, Yessy Afrilly Sinubulan, dan lain-lain.


Workshop pertama yang kami ikuti adalah Workshop Parenting dengan Bunda Maya Lestari sebagai narasumbernya (dengan peserta sekitar 15-17 orang dan mayoritas adalah ibu-ibu). Bertempat di Joglo Pucangan, Desa Jimus, Klaten, Jawa Tengah, tanggal 14 Desember 2018 pada pukul 13.00 WIB. Beliau adalah penulis serta penggiat literasi anak. Dalam workshop tersebut, Bunda Maya menjelaskan bahwa di Indonesia kemampuan sains dan linguistik pada anak sangat tinggi. Jika anak dibacakan buku cerita atau dongeng dari kecil secara rutin, maka kegiatan tersebut akan mengaktifkan area abstrak pada otak sehingga akan meningkatkan kemampuan membaca dan menulis pada anak secara cepat. Para peserta pun juga ikut berdiskusi dan bertanya jawab tentang kegiatan-kegiatan menulis dan membaca pada anak. Bunda Maya juga menyarankan berbagai hal untuk mengajari anak-anak menulis dan membaca dengan cara-cara yang unik, sehingga Workshop Parenting ini menjadi pelajaran yang sangat penting agar anak tidak mudah bosan dengan belajar.


Workshop kedua adalah tentang membuat buku, yang dinarasumberi oleh Kang Maman. Bertempat di Homestay Kang Maman, Desa Jimus, Klaten, tanggal 15 Desember 2018, pukul 10.00 WIB. Disana kami belajar banyak tentang cara membuat buku yang baik dan benar, bagaimana kita mengalirkan ide dan imajinasi dalam kata sehingga pembaca seperti ikut dalam kejadian tersebut, seberapa pentingnya kita butuh editor dan korektor dalam pembuatan buku, bagaimana kita berhadapan dengan penerbit dan lain sebagainya. Kang Maman juga menyebutkan bahwa ketika kita menerbitkan suatu buku pada penerbit, maka kita tidak boleh duduk manis saja dan menunggu. Hal yang harus kita lakukan adalah selalu ada di muka orang, artinya kita juga perlu melakukan berbagai promosi kapanpun dan dimanapun, seperti media sosial dan lain sebagainya. Maka dari itu, pembelajaran yang disampaikan oleh Kang Maman ini sangat penting dan berarti bagi para penulis dan calon-calon penulis yang ingin menerbitkan bukunya dengan sukses dan apik.



Malam terakhir kami di Jimus diisi oleh tiga narasumber, yaitu Yessy Afrilly Sinubulan (pendongeng), Maya Lestari (penulis) dan Dewi K (ilustrator). Mereka berbagi cerita bagaimana asal mula mereka mengembangkan literasi pada diri mereka dan menginspirasi para volunteer. Berbagai kelucuan dan canda tawa memeriahkan acara tersebut, sehingga walaupun sudah malam, para volunteer tidak merasa kelelahan dan tetap ingin melanjutkan acaranya. Dengan semangat, para peserta bersorak meminta Kakak Yessy untuk mendongengkan sebuah cerita kepada para volunteer dan anak-anak Jimus di tempat tersebut. Dengan luar biasa, Kakak Yessy memenuhi ruangan tersebut dengan canda tawa anak-anak. Malam terakhir pun selesai dan para volunteer pulang ke homestay masing-masing dengan membawa berbagai inspirasi dan pengalaman berharga.



Share on Google Plus

About Tanaqiya A.

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.