Relawan Tanaqiya sedang membacakan buku cerita kepada seorang pasien anak. (Foto: dok PAC) |
Tentu bukan hal yang mudah bagi para relawan untuk pertama kalinya bersinggungan langsung dengan para pasien dan keluarganya. Maklum, pada bulan februari ini, semua relawan yang berjumlah 18 orang, menjalani masa pertama menemui pasien anak, berkomunikasi, dan membacakan buku untuk mereka. Waktu kunjungan para relawan ini pun sesuai dengan jadwal yang diberikan oleh pihak Rumah Sakit, sehingga tidak mengganggu waktu istirahat pasien.
Dan ternyata benar, beberapa relawan sebagaimana tertulis dalam catatan harian mereka, ada yang mengungkapkan "mengapa baru sekarang datang, padahal kami sudah bosan di rumah sakit", terutama pasien yang sudah menjalani perawatan lebih dari 3 hari. Kebosanan dan kejenuhan secara psikologis akan memunculkan beragam emosi yang kurang menguntungkan bagi proses penyembuhan pasien. Setelah mendengar relawan membacakan cerita, tampak ada kelegaan, seperti lepasnya beban, dan mereka berharap kehadiran relawan lebih sering.
Relawan Aning membacakan buku cerita. (Foto: Dok PAC) |
Relawan Yuwana membacakan buku cerita (Foto: Dok PAC) |
Selama dua kali kunjungan (dengan pasien yang berbeda), melalui catatan-catatan para relawan, sementara dapat diambil beberapa hal penting:
- Ternyata sedikit banyak, nama Pena Ananda pernah (meski tipis) didengar oleh masyarakat.
- Tujuan healing ke pasien, tapi juga bisa menghadirkan happiness pada orangtua. Dan happiness ini merangsang keluarnya hormon kesenangan yang akan memberi efek healing thd kelelahan, kecemasan, kegundahan para orangtua.
- BALI PENA ANANDA membunuh kebosanan pasien dan keluarga. Sedangkan rasa bosan itu memperlambat penyembuhan.
0 comments:
Posting Komentar